TEENAGER'S PAGE
PERBUATAN-PERBUATAN yang menunjukkan ketaatan
Salah satu pengajaran dalam Kitab Suci yang paling jelas ialah bahwa kita diselamatkan oleh Tuhan dan bukan oleh diri kita sendiri. Paulus berkata “Karena dengan anugerah itu kamu diselamatkan oleh sebab iman, maka hal itu bukannya pekerjaan kamu, melainkan karunia Allah” (Efesus 2:8-9). Namun demikian ini tidak berarti bahwa kita akan diselamatkan tanpa tunduk pada perintah-perintah yang terdapat dalam Kitab Suci. Tuhan selalu meminta ketaatan sebagai dasar untuk menerima anugerah keselamatan dan telah berjanji bahwa pada suatu saat akan mengadakan pembalasan kepada mereka yang tidak melaksanakan (2 Tesalonika 1:7-9). Kita masih ingat agaknya apa yang diucapkan Yakobus mengenai perbuatan-perbuatan yang menunjukkan ketaatan “…orang dibenarkan oleh sebab perbuatannya, dan bukan oleh sebab iman saja” (Yakobus 2:24).
Kalau suatu perusahaan menawarkan Rp. 1.000.000,- kepada siapa yang dapat menulis karangan yang terbaik mengenai hasil produksinya, tak seorangpun akan menganggap bahwa dia telah benar-benar mendapat jumlah tersebut hanya karena dia sudah menulis suatu artikel atau karangan. Jumlah tersebut tetap merupakan suatu hadiah, meskipun orang harus melakukan sesuatu untuk dipilih sebagai pemenang. Demikian juga halnya dengan keselamatan yang merupakan pahala dari Tuhan, meskipun kita dengan ini harus memenuhi syarat-syarat dengan cara mematuhi perintah-perintah yang terdapat dalam Kitab Suci.
Yesus berkata “Jikalau kamu mengasihi Aku, turutlah segala hukumKu,” dan kemudian berkata lagi “Jikalau barang seorang mengasihi Aku, ia akan menurut perkataanKu…” (Yohanes 14:15 dan 23). Oleh sebab itu, kalau kita tidak dapat mematuhi perintah-perintah yang ada dalam Perjanjian Baru, maka pada hakekatnya kita sama sekali tidak mencintai Allah, meskipun kita berteriak-teriak menyatakan kecintaan kita itu. Cinta tanpa perbuatan, maka iman tak ada gunanya. Paulus berkata “…jikalau aku menaruh iman yang sempurna, sehingga aku dapat memindahkan segala gunung sekalipun, tetapi aku tiada menaruh kasih, niscaya aku bukan sesuatu apapun” (1 Korintus 13:2).
Mudah-mudahan Tuhan menganugerahi kita dengan semua kebijaksanaan untuk menghapuskan segala prasangka dan pengertian yang salah serta kekuatan untuk hanya menerima Injil Kristus yang murni yang tidak dinodai oleh pendapat serta kepercayaan manusia.